BUKITTINGGI, - Maraknya hewan ternak jenis sapi terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Sumatra Barat (Sumbar), tidak berdampak langsung terhadap usaha Rumah Makan di Bukittinggi.
Nanda, salah seorang pengusaha Rumah Makan di Bukittinggi menuturkan, sejauh ini permintaan konsumen terhadap olahan daging sapi masih dalam kondisi normal.
Baca juga:
Bupati Asahan Terima Audiensi REI Asahan
|
"Permintaan daging sapi olahan seperti rendang dan dendeng tidak ada masalah. Masih diminati konsumen, " tuturnya kepada wartawan, Rabu 18 Mei 2022.
Namun demikian, dirinya khawatir, jika PMK di Sumatra Barat semakin merebak, harga daging sapi akan mengalami kenaikan harga dimana saat ini harga daging sapi belum kembali turun selepas naik saat Idul Fitri 1443 Hijriah lalu.
Untuk menekan angka produksi ditengah tingginya harga daging pascalebaran Idul Fitri, dirinya mensiasati dengan menekan jumlah penggunaan bahan baku daging sapi.
"Kalau daging naik lagi, PMK bisa berdampak langsung ke usaha kuliner, terutama yang memakai olahan daging sapi, " ujarnya.
Nanda mengaku, dalam sehari, usaha Rumah Makan yang dikelolanya menghabiskan hingga 25 kilogram daging sapi mentah untuk olahan rendang dan dendeng dari rumah pemotongan lokal. (*)